Assalamualaikum wr.wb.
Teman teman kali
ini saya kakan mempostingkan sebuah kisah tentang Reaksi orang Qurqisy ketika
melihat gerakan Islam pada zaman Nabi Muhammad s.a.w. Kisah ini adalah lanjutan
dari Kisah Nabi Muhammad s.a.w. menyiarkan Agama Islam secara terang- terangan.
Kisah ini bersumber dari Al Qur'an terjemah, bacalah hingga tuntas agar engkau
tau intinya dan tidak terjadi salah tapsir. dan kisahnya adalah sebagai berikut.
Ketika orang-
orang Quraisy melihat gerakan islam serta mendengar bahwa mereka dengan nenek
moyang mereka dibodoh bodoh- bodohkan dan berhala- berhala mereka dihina- hina,
bangkitlah kemarahan mereka dan mulailah mereka melancarkan permusuhan terhadap
Nabi dan pengikut- pengikutnya. Banyaknya pengikut Nabi yang terkena siksaan
diluar peri kemanusiaan, terutama sekali pengikut dari golongan rendah.
Terhadap Nabi sendiri, mereka tidak berani melakukan gangguan badan, karena
beliau masi dilindungi paman beliau Abu Thalib disamping itu beliau adalah
keturunan Bani Hasyim yang mempunyai kedudukan dan mertabat yang tinggi dalam
pandangan masyarakat Quraisy sehingga beliau disegani.
Pada suatu ketika,datanglah
pemuka- pemuka Quraisy menemui Abu Thalib meminta agar dia segera menghentikan
segala kegiatan Nabi Muhammad s.a.w. Dalam menyiarkan islam, dan jangan
mengecam agama mereka,serta menghina nenek moyang mereka. Tuntutan mereka ini
ditolak secara baik oleh Abu Thalib. Setelah mereka melihat perutusan itu tidak
memberikan hasil, datanglah mereka kepada Abu Thalib untuk menyetakan bahwa
mereka tidak dapat membiarkan tingkah laku Nabi Muhammad s.a.w. Itu dan mereka
mengajukan pilihan kepadanya: menghentikan ucapan- ucapan Nabi Muhammad s.a.w.
Atau mereka sendiri yang melakukannya. Setelah Abu Thalib mendengar ketegasan
perutusan itu timbullah rasa kehwatiran akan terjadi perpecahan dan timbul
permusuhan kaumnya, namun tidak sampai hati juga ia melarang keponakannya itu.
Akhhirnya dipanggilah Nabi Muhammad s.a.w. Dan pamannya berkata: "Wahai anakku! Sesungguhnya aku
dijumpai oleh pemimpin pemimpin kaummu. Mereka mengatakan kepadaku agar supaya
aku mencegah kamu melakukan penyiaran islam dan tidak menycela agama dan nenek
moyang mereka, maka janhgan lah diriku dan dirimu, janganlah aku dibebani
dengan sesuatu perkataan diluar kesanggupanku".
Mendengar ucapan
itu Nabi Muhammad s.a.w. Mengira pamannya tidak bersedia lagi melindunginya.
Beliau berkata dengan tegas.
"Demi Allah wahai
paman! Sekiranya dia meletakan matahari di sebelah kakiku, dengan maksud agar
aku bersedia meninggalkan pekerjaan ini (menyeru mereka kepada agama Allah)
sehingga dia tersiar (di muka bumi ini) atau aku akan binasa karenanya, namun
aku tidak akan menghentikan pekerjaan ini."
Sesudah mengucapkan kata- kata itu Nabi
Muhammad berpaling seraya menangis. Ketika beliau berpaling hendak pergi, Abu
Thalib memenggil: " Menghadaplah kemari hai anakku!" Nabi pun kembali
menghadap. Berkata pamannya: "Pergilah dan katakanlah apa yang kamu
hendaki, demi Allah aku tidak akan menyerahkan kamu karena suatu alasan
apapun."
Demikianlah tekad
dan pembelaan Abu Thalib terhadap Nabi seterusnya, walaupun pemuka- pemuka
Quraisy berkali- kali membujuknya. Dalam pada itu beliau menginsyafi pula
kekompakan orang orang Quraisy menghadapi beliau. Oleh karena itu beliau
mengingatkan Bani Hasyim dan Bani Muththalib agar tetap memelihara semangat
setia-keluarga, bahwa bila mana salah seseorang dari mereka teraniaya, maka
seluruh keluarga harus bangkit serentak membalasnya. Peringatan Abu Thalib
disambut mereka dengan sungguh- sungguh. Baik yang sudah islam maupun yang masi
kafir.
Ada beberapa
faktor orang Quraisy menentang islam dan kaum muslimin antara lain ialah;
Pertama: persaingan berebut kekuasaan. Dalam
kabilah besar Qurausy, sudah sejak lama terdapat golongan-golongan (keluarga
besar) yang salinhg bersaing untuk merebut pengaruh dan kekuasaan. Tunduk
kepada Muhammad menurut pendapat mereka,sama dengan tunduk menyerahkan pimpinan
atau kekuasaan kepada keluarga Muhammad, Bani Abdul Muththalib mereka itu tidak
dapat membedakan antara keNabian dengan kekuasaan.
Kedua: Ajaran persamaan hak dan derajat yang dibawa islam. Orang Quraisy
memandang diri mereka adalah lebih mulia dan tinggi dari golongan bangsa Arab
lainya, sedangkan agama islam memandang manusia itu sama saja hak dan
martabatnya tidak berbeda antara hamba sahaya dengan tuannya, antara orng kulit
putih dengan kulit hitam,sebagaimana firman Allah:
Yang artinya:
". . . . . .
Sesungguhnya orang yang paluing mulia disisi Allah ialah orang yang paling
takwa . . . . . . .
(Surat{49}Al Hujurat ayat 13).
Oleh sebab itu orang Quraisy enggan masuk agama islam yang
menurut anggapan mereka menurunkan artabat diri mereka dan merugikan kedudukan
mereka.
Ketiga. Taklid kepada nenek moyang. Segala
adat istiadat, kepercayaan- kepercayaan dan upacara- upacara keagamaan yang
mereka dapati dari leluhur mereka, diterima dan dipegangi secara membabi buta,
sebagai mana tersebut dalam Al Qur'an"
Yang artinya:
". . . . . . . .
. . Cukuplah bagi kami apayang telah kami terima dari nenek moyang kami . . . .
. . . . ." (Surat {5} Al Maa'idah ayat 140).
Alhamdulillah akhirnya kisah ini selesai dan akan saya
lanjutkan lagi pada postingan brikutnya yaitu yang berkisah tentang Nabi
Muhammad s.a.w. Hijrah ke Habasyah (Ethiopia).
Jikalau dalam kisah
ini ada yang salah dalam pengetikan atau pun pembahasaan tolong komentarilah
ditmpat komentar... Dan terimakasih karna anda telah berkenan untuk mengunjungi
blog saya.... Wassalamualaikum wr.wb.