Wednesday, March 9, 2016

Ringkasan Kisah Kematian Ibu dan Kake-nya Nabi Muhammad s.a.w.

Assalamualaikum wr.wb
Teman teman sekarang saya akan memheposkan sebuah kisah tentang kematian ibu dan kakenya Nabi Muhammad s.a.w kisah ini saya angkat dari sebuah Al-Qur'an penerjemah dan kisah nya sebagai berikut...

    Pada sa'at sudah berusia lima tahun, Muhammad s.a.w. Diantarkan ke Mekah kembali kepada ibunya Siti Aminah. Setahun kemudian yaitu kira kira enam tahun, beliau dibawa ibunya ke Madinah, bersama- sama dengan Ummu Aiman, sahaya peninggalan ayahnya. Maksud membawa Nabi ke Madinah, pertama untuk memperkenalkanya kepada keluarga neneknya Bani Najjar dan kedua untuk menjiarahi makam ayahnya. Maka di situ diperlihatkan kepdanya rumah tempat Ayahnya dirawat diwaktu sakit sampai meninggal, dan pusara tempat ayahnya di makamkan. Agaknya mengharukan juga cerita Aminah kepada Anaknya tentang ayahnya itu; demikian terharunya, sehingga sesudah ia diangkat mennjadi Rasul dan sesudah ia berhijrah ke madinah, peristiwa itu sering disebut- sebutnya. 

Dibawah ini Adalah gambaran MAKAM ayahnya Nabi Muhammad s.a.w.



    Mereka tinggal disitu kira- kira satu bulan, kemudian pulang kembali ke Mekah. Dalam perjalanan mereka pulang, pada suatu tempat, Abwa' namanya tiba- tiba Aminah jatuh sakit sehingga meninggal dan dimakamkan disitu juga. (Abwa' ialah nama sebuah desa yangterletak antara madinah dan juhfah, kira- kira sejauh 23 mil di sebelah kota Madinah).

    Dapatlah dibayangkan betapa sedih dan bingungnya Muhammad s.a.w. Menhghadapi bencana kemalangan atas kematian ibunya itu. Baru beberapa hari saja dia mendengar cerita ibunya atas kematian ayahnya yang telah meninggalkanya selagi Muhammad masi di dalam kandungan, sekarang ibunya telah meninggal pula dihadapan matanya sendiri, sehingga ia sudah tinggal sebatang kara, menjadi seorang yatim piatu, tiada Berayah dan tiada beribu.

    Setelah selesai memakamkan ibunya, Nabi Muhammad s.a.w. Segera meninggalkan kampung Abwa' kembali kemekah dan tinggal bersama kakenya Abdul muththalib.

    Di sinilah Nabi Muhammad s.a.w.diasuh sendiri oleh kakenya dengan penuh kecintaan. Usia Abdul Muththalib pada waktu itu mendekati 80 tahun. Dia adalah seorang pemuka Quraisy yang disegani dan dihormati oleh segenap kaum Quraisy pada umumnya, dan penduduk kota mekah pada khususnya. Demikian penghormatan bagi kedudukanya yang tinggi dan mulia itu, sampai anak- anaknya tidak berani menduduki tikar khusus baginya di sisi ka'bah.

    Disebabkan kasihsayAng kakenya, Abdul Muththalib, Muhamad s.a.w. Dapat hiburan dan dapat melupakan kemalangan nasibnya karena kematian ibunya. Tetapi keadaan ini tidak lama berjalan, sebab barusaja berselang dua tahun ia merasa terhibur dibawah asuhan kakenya, orangtua yang baik hati itu meninggal pula dalam usia delapan puluh tahun. Muhammad s.a.w. Ketika itu baru berusia delapan tahun.
Kematian Abdul muththalib itu bukan saja kemalangan yang sangat besar bagi Muhammad s.a.w. Tetapi merupakan kemalangan dan kerugian bagi segenap penduduk mekah. Dengan meninggalnya Abdul Muththalib itu penduduk mekah kehilangan pembesar dan pemimpin yang cerdas, bijaksana, berani dan perwira yang tidak mudah untuk mencari gantinya.

    Sesuai dengan wasiat Abdul Muththalib, maka Nabi Muhammad s.a.w. Diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Kesungguhan ia mengasuh Nabi serta kasihsayang yang ia serahkan kepada keponakanya ini tidaklah kurang dari apa yang diberikanya kepada anaknya sendiri. Selama dalam asuhan kake dan pamanya, Nabi Muhammad Menunjukan sikap yang terpuji dan selalu membantu meringankan hidup mereka.

    Terimakasih mungkin hanya itusajah yang bisa sata berikan kepada teman teman sekalian saya minta ma'af apa bila ada kesalahan dalam penulisan saya jikalau ada kesalahan tolong komentari agar saya dapat membenarkannya. Sekalilagi terimakasih anda telah berminat untuk Mengunjungi blog saya.
Wassalamualaikum wr.wb

No comments: